Good to be back here again, Mallorca – Part 1

Setelah delapan tahun, akhirnya awal Mei kemarin kita mengunjungi Mallorca lagi. Kalau dulu bareng temen-temen dan yang masuk agenda liburan di antaranya adalah party, kali ini, karena bareng Flipper, agenda party digantikan dengan mengunjungi taman bermain.

Mallorca adalah salah satu pulau di kepulauan Balearic, Spanyol. Buat orang Indonesia, pulau Ibiza yang berada di sebelahnya Mallorca mungkin lebih akrab di telinga (hint: Venga Boys “We’re Going to Ibiza”). Pada kunjungan kali ini, kita kembali mengadakan road trip mengelilingi pulau, karena hanya diam di satu kota di Mallorca adalah rugi besar. Sekedar gambaran, pulau Mallorca tidak semungil pulau Umang tapi juga tidak sebesar pulau Bali. Menurut MapFight, Pulau Bali lebih besar 1,59 kali pulau Mallorca. Karena kami sudah menjelajahi Mallorca bagian barat dan utara delapan tahun yang lalu, kali giliran bagian utara, timur dan selatan yang kami kunjungi.

Penerbangan dari Cologne ke ibu kotanya Mallorca, Palma De Mallorca Airport hanya 2 jam saja. Begitu mendarat, kami dijemput minibus yang membawa kami ke stasiun penyewaan mobil yang sudah kami booking sebelumnya. Setelah mendapat mobil, kamipun menuju kota pertama tujuan kami, Magaluf.

MAGALUF

Di Magaluf kami menginap di hotel yang punya amusent park yang kami pikir pasti menyenangkan buat Flipper, which was right. Tapi buat D dan saya… alamaak, kalau nggak sayang anak, meskipun sudah bayar kami rela lho pindah hotel karena berisik sekalii… Berisik dengan suara anak–anak sih sudah kami pertimbangkan tentunya, namun ini yang dewasapun tak kalah berisik.

Hotel yang kami pilih kali ini rupanya penuh dengan turis dari Inggris dan inilah yang membuat berbeda. Selama ini kalau berlibur biasanya kami selalu berada di daerah yang mayoritas turisnya orang warga negara campur-campur atau mayoritas turis Jerman. Kami tidak sengaja mencari yang seperti itu sih tapi dapatnya kebanyakan begitu, makanya saya sempat mikir orang Jerman tuh buset deh, ada di mana-mana. Kecuali di Magaluf di hotel kita tempati selama 4 malam. Dan tidak bermaksud untuk rasis, bedanya demikian:

  1. Di hotel, main language yang digunakan adalah Inggris dan Spanish yang bagi kami sebenarnya tidak bermasalah tapi buat Flipper agak susah karena crews di acara Mini Disco dan Kids Club-nya nggak ada yang bisa berbahasa Jerman sedangkan bahasa Inggrisnya Flipper standard saja, what’s your name, how wold are you, how are you, I am hungry, do you like banana, one two, three…  Selebihnya dia gak mudeng haha…
  2. Para orang tua dari negaranya pangeran Harry ini, terutama ibu-ibunya gemar sekali meneriaki anak-anaknya. Nggak semua pastinya tapi mayoritas. Ngomong baik-baik dan marah nggak ada bedanya, yang pasti ngomongnya kenceng. Mungkin mereka menganggap pendengaran anak-anak nggak setajam telinga mereka, Entahlah. Etapi di antara dewasapun ngomongnya juga kenceng. Mereka juga tidak mempertimbangkan tempat dan waktu dimana harus ngomong kenceng, di koridor kamar hotel jam 12 malem pun jadi. Atau di sebelah orang yang clearly sedang tidur di lounger di kolam renang sampai orangnya mencolot. Saya yang melihatnya antara prihatin dan pengen ketawa.
  3. Dibandingkan dengan orang Jerman yang kebanyakan langsing, ibu-ibu Inggris banyak yang overweight. Perlu perjuangan buat saya mencari sosok wanita Inggris yang normal, yang semok atau yang gemuk biasa. Postur para pria dan anak-anak serta remajanya sih biasa-biasa aja tapi yang ibu-ibunya, let say, yang di atas umur 20 tahun, kebanyakan size XXL.
  4. Mereka sangat memanjakan anak-anaknya dalam soal makanan. Saatnya makan (kami ambil paket half -board; breakfast dan dinner) di mana aneka sweets dan kue-kue disajikan sebagai makanan penutup, ibu-ibu ini memberikan sepiring Haribo atau setumpuk tart beraneka rasa ke anak-anaknya as main course. Saat makan churros  pun, instead of menggunakan wadah kecil-kecil yang sudah disediakan untuk celupan coklatnya, mereka  mengisi cangkir coffee latte yang tinggi itu dengan coklat, OMG. Dalam satu sisi saya maklum sih, si anak-anak pasti merengek pingin makan sweets dan si ortu pengen menikmati makannyanya tanpa rengekan ini itu, tapi sepiring penuh permen? Flipper juga merengek minta permen dan tentu saja saya kasih juga tapi syaratnya musti makan dulu. Setelah makan dia boleh milih 2 macam dessert aja and it worked well  meskipun kadang-kadang dia kelamaan mempertimbangkan dessert mana yang mau dia ambil hihi… Pernah nih, waktu saya ambil mini donat 1 biji buat Flipper, ada seorang ibu yang bilang ramah ke saya, “Eh kamu boleh ambil banyak lho, jangan malu-malu… “Atau mungkin prinsip mereka, mumpung all you can eat jadi ngambilnya banyak-banyak gitu kali ya?
  5. Kalau di Jerman area, kebanyakan anak-anak pake baju merek H&M, di sini banyak yang pake baju merek Inggris punya, Next. Bajunya Flipper jadi banyak yang nyamain. Yang ini point nggak penting deh 😀

 

1
Hotel kami di Magaluf. Untung tempat tidurnya nggak kebalik pulak 😀

Selama di Magaluf, tak banyak yang kami kunjungi karena kebanyakan Flipper dan papanya menghabiskan waktu di waterpark nya hotel atau di pantai. Saya mah kebanyakan jalan- jalan, (window) shopping karena lokasi hotel memang strategis, dekat pantai, dekat tempat party, dekat tempat makan dan pertokoan. Aldi dan fitness studiopun ada di sudut pengkolan. Setelah Flipper dan papanya main air, biasanya kami menghabiskan waktu bermain di amusement park nya hotel, dimana ada rumah kaca, mini golf, arena bermain dan berkarya, rumah kebalik, etc.

Pantai yang dekat dengan hotel namanya Playa Es Carregador dan  menurut saya tidak terlalu indah. Standard long, boring beach seperti Playa Palma de Mallorca. Tapi kami sempat menjelajahi pantai yang indah, di desa Portal Vells, yang hanya berjarak 9 km dari hotel. Nama pantainya Cala de Portals Vells. Mengapa cala dan bukan playa? Karena pantainya kecil, kalau playa panjang. Dan kami, seperti anak kecil dapat permen, kegirangan, mendapati pantai yang indah. Sementara Flipper dan papanya langsung ganti kostum berenang, sayapun (yang memang agak anti dengan air laut hihi…) mulai mengeksplorasi daerah sekitar dengan kamera. Setelah main air, Flipper dan D sempat tidur siang di pantai dan begitu mereka fit kembali, mereka ikut menemani saya melanjutkan eksplorasi di tebing-tebing sekitar.

Berikut ini foto-foto di Potals Vells:

23

2764s2752s

2749s
Flipper bisa menghabiskan waktu lama nih, lempar-lempar batu ke air.
2753s
Anak-anak di ujung kanan itu sedang meloncat ke air bergantian. Seru!

2757s

CALA D’OR

Setelah empat malam tinggal di Magaluf, pada hari kelima kami pindah ke kota Cala d’Or yang jaraknya 85 km dari Magaluf. Nama kota ini menggunakan kata cala mungkin karena di situ banyak pantai-pantai kecil. Ini perkiraan saya saja ya, tidak dari sumber yang bisa dipercaya. Kali ini, di Cala d’Or, kami menyewa apartment. D dan saya happy, akhirnya bisa menghabiskan waktu di tempat yang spacious dan tidak berisik seperti di hotel sebelumnya. Flipper sempat kecewa karena tidak ada fasilitas untuk anak-anak di hotel-apartment ini selain kolam renang anak. Jangankan amusement park, mini disco aja tidak ada tapi kemudian dia  tidak peduli lagi dengan itu karena setiap hari, setelah pergi ke pantai, sorenya  dia bisa main jumpalitan di arena bermain yang letaknya persis di belakang apartemen.

4
Huge bouncy castle di belakang apartemen kami. Itu mulut gajahnya bisa membuka-menutup.
999A0221EEs
Trampolin 3€ 10 menit.
999A0218EEs
Komplek apartemen kami.

Tempat-tempat yang kami kunjungi selama menginap di kota Cala d’Or lumayan banyak. Saya tulis yang saya ingat ya…

Pantai Cala Gran dan Cala Esmerelda

Kedua pantai ini bisa ditempuh 5 menit jalan kaki dari apartemen. Di Cala Gran, Flipper kenalan dengan anak sebaya dan selalu janjian ketemuan di sana untuk main bola dan main air bersama. Di Cala Gran juga saya sempet bertemu (tapi tidak kenalan) dengan dua pasangan muda dari Indonesia yang saya bisa kenali dari logat Suroboyoan-nya. Mbaknya-mbaknya sibuk selfie di sana-sini sedangkan mas-masnya cuman ngikutin doang sambil mencangklong tas Chanel-nya pasangan mereka. Kadang kedua cewek itu minta tolong si mas untuk motoin dan dua cowok ini harus bertikai duluan karena sama-sama nggak mau motoin. Komentarnya si D ke saya: glad you are not that worse! Hihi… Di bawah ini adalah foto-foto di Cala Gran:

5999A0095EEs999A0100EEs

Es Pontas

Es Pontas adalah highlight kami selama di Cala d’Or. Es Pontas  merupakan tebing batu besar melengkung yang terletak di kota Santanyi, di antara teluk Santanyi dan teluk Llombards. Tebing batu ini merupakan salah satu objek panjat tebing tersulit di dunia. Tak banyak yang bisa memanjat Es Pontas. So far hanya dua orang yang berhasil memanjat Es Pontas dari bagian lengkung dalamnya yaitu Chris Sharma (American) dan Jernej Kruder (Slovenian). Coba check video dimana Chris Sharma memanjat Es Pontas berikut ini, pasti ikut deg-degan deh lihatnya: See why Chris Sharma is one of the world’s best climbers as he searches for the hardest and most beautiful route in the world.

Saat menyusuri tepian berbatu di area Es Pontas, seorang polisi ganteng menyampiri kami, bertanya apakah kami melihat orang yang terluka kakinya dan mengalami kesulitan berjalan. Kami tidak melihatnya dan mas polisi itu mulai terlihat panik. Di belakang tampak beberapa polisi yang lain dan dari kejauhan kami mulai melihat beberapa safe guards dengan peralatannya lari kesana-kemari. Rupanya polisi menerima report bahwa seseorang terluka di sana dan tidak bisa berjalan dengan normal, posisi orang itu di pinggir tebing jadi karena orang itu tidak bisa dikontak lagi, dikuatirkan orang tersebut kecebur ke laut.

Lokasi area Es Pontas memang memungkinkan untuk tercebur bila orang tidak berhati-hati. Yang dipagari hanya spot-spot tertentu saja. Saya sendiri melihat dua sejoli dengan selfie stick mereka, yang melanggar warning sign untuk tidak terlalu dekat ke pinggir tebing karena dikuatirkan batunya longsor. Well, the power of social media.

2738s
Polisi yang panik mencari the missing man.
2739s
Area Es Pontas.
2732s
Tebing batu melengkung itu…

999A0159-1EEs

Karena di Es Pontas tidak ada pantainya dan akses ke air cukup jauh, sehingga tidak memungkinkan untuk lempar-lempar batu, Flipper nggak mau berlama-lama di sana. Kamipun kemudian melanjutkan perjalanan ke pantai terdekat, Playa S’Amarador.

Playa S’Amarador

Untuk menuju ke pantai ini kami harus naik mobil melalui jalan sempit yang kalau papasan dengan mobil lain, kedua mobil musti saling maju mundur dulu. Di pantai S’Amarador, tanpa diduga ternyata kami harus bayar parkir. Selama ini kami belum pernah bayar parkir lho. Parkir di pantai sini bayarnya 5€, waktunya bebas. Di dalam parkiran ternyata ada sign yang menyatakan bahwa uang parkir 5€ tersebut digunakan untuk menyantuni yayasan orang cacat.

Pantai S’Amarador menurut saya juga biasa saja. Pokoknya kalau namanya playa (dan bukan cala) itu bagi saya boring. Nggak ada tebing dan pohon-pohonnya. Yah, kan seperti yang sudah saya tulis di atas, saya bukan fans untuk berjemur atau main air laut. Saya lebih suka meneduh di bawah pohon atau muter-muterin daerah sekitar pantai. Jadi selama Flipper dan D mainan air, saya kemulan di pasir sambil baca buku saja. Selama liburan 15 hari ini saya berhasil menghabiskan 3 novel hihi…

Eh ternyata nih, pas kita mau pulang, baru sadar bahwa sebelum memasuki arena pantai, ada kawasan hutan cagar alam. Kamipun masuk situ dan tentunya asyik sekali meneduh sesudah kepanasan di pantai.

6
Di cagar alam dekat pantai S’Amarador.

Sanctuary De Sant Salvador

Santuari De Sant Salvador adalah sebuah monastery yang dibangun pada tahun 1348 dan berada di 509 meter di atas ketinggian laut. Untuk pergi kesini jalannya lumayan naik dan berliku-liku seperti jepit rambut. Selain sempit, berliku-liku dan naik turun, kami harus berbagi jalan dengan para biker, baik yang solo maupun yang rombongan panjang. Salut deh buat para biker ini, perjuangan banget pasti naik ke Sant Salvador.

Begitu sampai ke atas, kitapun dijamu dengan pemandangan indah kota Felanitx. Nggak rugi deh sport jantung naik ke sini. Oh iya, di puncak sini ada restorannya jadi nggak perlu panik kalau bekalnya habis. Area piknik juga disediakan di beberapa sudut.

2693s2691s2696s2699s

2690s
Flipper nemu kucing di puncak Sant Salvador.

7

8
Awan cantik bergelantungan, nggak tahan kalau nggak foto 😀

Okay deh segini dulu ya ceritanya, kalau kepanjangan nanti bosan. Laporan tempat-tempat cantik lainnya saya tulis di bagian dua nanti deh.

Happy weekend!

-beth-

7 Comments Add yours

  1. Serasa ikut liburanmu beth! danke für sharing 😘
    hihihihi ikut prihatin dg si mas2 yg dijadikan tukang cangklong tas chanel. schönes we yaa! and happy father‘s day buat mas Bulemu

    Like

    1. zbethz says:

      Makasih mbaa… Eh Father’s day di sini udah Mei kemarin mba. Di sana beda ya? Happy weekend too! :*

      Like

      1. Iya Beth di Austria hari ini father‘s day! 😁 beda ternyata yaa tak pikir Austria podo sama Jerman

        Liked by 1 person

  2. Seraphine says:

    Makasih Mbak postingan ini menghibur sekali, terutama di bagian orang mencolot karena kaget hahaha

    Like

    1. zbethz says:

      Senang bisa menghibur. Kalau lihat sendiri yang mencolot pasti ikutan ketawa tertahan hihi…

      Liked by 1 person

Leave a comment